October 1, 2010

Pembahasan Asesmen Perkembangan Motorik Anak Usia Dini

Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.


Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak.Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:
1. Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun tangga.
2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menagkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan .

Pengembangan Motorik sangat memerlukan bantuan orangtua atau pembimbing untuk melatih dalam pertumbuhanya, sehingga potensi motirik anak bisa berkembang secara optimal. Gerak motorik baru bagi anak usia dini memerlukan pengulangan-pengulangan dan bantuan oranglain, pengulangan itu merupakan bagian dari belajar. Setiap pengulangan dalam keterampilan baru, memerlukan konsentrasi untuk melatih koneksitas dan koordinasi gerak dengan indera lainya (Papalia, 2001:144). Masih dalam konteks pengembangan motorik anak usia dini ini, juga perlu melihat dan mempertimbangkan kebuthan anak, dan ragam perbedaan pertumbuhan mental secara individual. Hal ini penting diperhatikan untuk memberikan layanan yang akomodatif. Terkait dengan pengembangan motorik ini, perlu juga diperhatikan kematangan motorik yang terjadi pada anak, baik motorik halus maupun motorik kasar. Kematangan ini merupakan hasil dari awal penstabilan yang dilakukan dari setiap penguasaan ketrampilan baru (Papalia,2001:140), secara skuensi (Seifert and Hoffnung, 1987:179) yang memiliki dua prinsip utama yaitu chepalocaudal dan proximodistal.

Pengembangan motorik pada anak usia dini sangat memerlukan banyk frekuensi dan kesempatan untuk pengembangan fisik secara fundamental. Misalnya berlari, melompat, melempar, mendorong, dan menarik. Perkembangan gross motor skills ini terutama daya gerak, ketrampilan keseimbangan , sangat memerlukan kebebasan gerak. Selain gross motor skills yang harus dikembangkan, anak usia dini juga memerlukan pengembangan fine motor skills, sehingga akan terjadi pertumbuhan yang seimbang diantara keduanya. Untuk pengembangan fine motor skills harus didesain berbagai jenis bermain, misalnya:
1. bermain memegang
2. menggenggan
3. mengepalkan tangan
4. mengkoordinasikan ketangkasan bermain dengan menggunakan kedua tangan
5. koordinasi mata-tangan

Aktivitas perkembangan gross motor skills dan fine motor skills pada anak model bermainnyaadalah untuk melatih konsentrasi kemampuan motorik, sehingga mereka memiliki ketrampilan yang mapan sebagai akibat dari latihan konsentrasi berbuat. Gross motor dan fine motor sulit terbentuk tanpa adanya latihan konsentrasi gerak.

Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:
a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
b. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
c. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
d. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan)
e. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self-concept atau kepribadian anak.

Melatih motorik dengan bermain
Bermain dengan anak haruslah dalam suasana yang menyenangkan. Bagi anak di bawah 5 tahun, dapat melatih motorik sambil bermain. Lewat bermain ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh, antara lain;
1. Membuang ekstra energi
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang-tulang dan organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat meningkatkan nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembangnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidunya.
6. Meningkatkan daya kreativitas.
7. Mendapatkan kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada di sekeliling anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekhawatiran, iri hati dan kedukaan.
9. Kesempatan untuk belajar bergaul dan bersosialisasi dengan anak lain.
10. Kesempatan untuk menjadi pihak yang kalah atau menang di dalam bermain.
11. Kesempatan untuk belajar mengikuti aturan-aturan.
12. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

Pilih alat permainan yang bersifat edukatif, yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, sesuai dengan usianya dan tingkat perkembangan. Permainan edukatif adalah mainan yang dapat mendorong 4 aspek, antara lain;
• pengembangan aspek fisik
• pengembangan bahasa
• pengembangan aspek kognitif, pengenalan suara, ukuran, bentuk, dan warna
• pengembangan aspek sosial, dalam hubungannya dengan interaksi dengan ibu dan anak, keluarga serta masyarakat.
Dari berbagai macam alat permainan, berikut ini adalah contoh alat permainan yang dapat digunakan untuk melatih motorik kasar dan motorik halus.Permainan untuk pertumbuhan fisik/motorik kasar:
• sepeda roda tiga atau dua
• bola berwarna-warni
• mainan yang ditarik atau didorong
• tali, dll

Permainan untuk memicu motorik halus:
• gunting
• pensil
• bola
• balok

Bermain merupakan seluruh aktivitas anak, termasuk bekerja, penyaluran hobi, dan merupakan cara mereka mengenal dunia. Lewat bermain terjadi stimulasi pertumbuhan otot-ototnya ketika anak melompat, melempar, atau berlari. Selain itu anak bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan pikirannya.Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot (CRI, 1997). Jika kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain itu, penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan tempat yang baik bagi anak untuk membangun semua keterampilanini.

Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara anak-anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan bermain permainan di luar ruangan seperti kelereng. Pengembangan motorik halus ini merupakan modal dasar anak untuk menulis.

Keterampilan fisik yang dibutuhkan anak untuk kegiatan serta aktifitas olah raga bisa dipelajari dan dilatih di masa-masa awal perkembangan. Sangat penting untuk mempelajari keterampilan ini dengan suasana yang menyenangkan, tidak berkompetisi agar anak-anak mempelajari olah raga dengan senang dan merasa nyaman untuk ikut berpartisipasi. Hindari permainan di mana seseorang atau sekelompok orang menang dan kelompok lain kalah. Anak-anak yang secara terus menerus kalah dalam sebuah permainan memiliki kecenderungan merasa kurang percaya akan kemampuannya dan akan berkenti berpartisipasi. Tujuan pendidikan fisik untuk anak-anak yang masih kecil adalah untuk mengembangkan keterampilan dan ketertarikan fisik jangka panjang (CRI, 1997).






2 comments:

  1. Assalamu alaikum,,, mbak..

    Saya anak PG PAUD. tp angk 09

    Salam kenal dan semoga dapat bertukar pikiran tentang AUD

    Terima Kasih

    ReplyDelete
  2. Terima kasih kak sangat membantu
    Salam kenal juga yaa kak saya siswa baru di UNY 🙏

    ReplyDelete