January 22, 2011

Pembahasan - Mengembangkan Daya Pikir & Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun

Mengembangkan Daya Pikir & Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun

BAB II

PEMBAHASAN


A. Pengertian Anak Usia Dini


Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun.. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut golden age. Anak Usia Dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Anak Usia Dini belajar dengan caranya sendiri. Bila ditinjau dari hakikat anak usia dini, maka anak memiliki dua aspek perkembangan yaitu biologis dan psikologis. Pada anak usia dini terjadi perkembangan otak sebagai pusat kecerdasan terjadi sangat pesat. Selain itu, organ sensoris seperti pendengar, penglihatan, penciuman, pengecap, perabaan, dan organ keseimbangan juga berkembang pesat (Black,J. et all, 1995:Gesell, A.L. &Ames, F.1940)

B. Karakteristik Anak Usia 5-6 Tahun
Anak berusia antara 5-6 tahun sedang berada pada akhir dari bagian awal masa kanak-kanaknya. Karakteristik khusus bagi anak dalam kelompok usia 5-6 tahun adalah:
 Perkembangan kemampuan fisik
Pada usia ini anak menunjukkan keingintahuan yang besar dan aktif. Dia bisa mengatur gerakan badannya dengan lebih baik dan lebih luwes. Anak juga bisa berjalan jinjit mundur dan berjalan mundur dengan tumitnya. Dia juga bisa berlari dengan cepat, meloncat, berlari dengan satu kaki. Anak pada sia ini sudah bisa mencuci tanganya sendiri tanpa membasahi bajunya, berpakaian dan mengikat tali sepatunya sendiri. Koordinasi motorik yang baik berkembnag smapai si anak dapat mencontoh segitiga dan belah ketupat. Mereka mulai dapat menulus beberapa huruf dan angka dan menuliskan namanya dengan benar. Anak juga dapat menggambar benda hidup.

Penglihatan
Anak usia 5-6 tahun dapat menguasai indera peraba, pendengaran dan penglihatan hamper sebaik orang dewasa.

Perkembangan intelektual
Stenberg (1985) mengungkapkan bahwa ada tiga aspek dalam kecerdasan, yaitu:
-kecerdasan analitis
-kecerdasan kreatif
-kecerdasan praktis
anak usia 5-6 tahun berada pada akhir tahap pra-operasional, tahap saat pemikiran simbolis sangat mendominasi hidupnya. Pemikiran simbolis membuat dia mampu untuk membuat susunan kata dan gambar yang menggambarkan suatu objek atau tindakan tertentu dalam pikiran anak.
 Perkembangan kemampuan bahasa
Perkembangan bahasa berlangsung dengan cepat dan membantu anak untuk mengemukakan pikiranya. Kosa kata anak meningkat samapi 8000-14000 kata pada usia 6 tahun. Kata Tanya (kenapa, siapa, dimana, dan kapan)lebih banyak digunakan sehingga anak pada usia ini cenderung banyak bertanya.
 Perkembangan kemampuan sosial
Anak usia 5-6 tahun menunjukkan lebih banyak kemampuan sosial. Hal ini dapat dilihat dari cara bermain anak yang lebih terarah dan mampu bekerja sama dalam bermain. Anak senang bermain bersama dan tolong menolong dalam mencapai keinginan tertentu. Ada kecenderungan tolong menolong ini dalam bermain dan kegiatan lainya. Anak usia ini lebih siap untuk berpisah beberapa jam dari orangtuanya dibandingkan dengan anak yang lebih muda dari itu. Anak sudah mampu berbagi dengan oranglain, mampu bertenggang rasa, sabar menunggu giliranya,dan mampu menerima tabggung jawab yang ringan.
 Perkembangan Emosional
Emotional intelligence (kecerdasan emosi) adalah suatu tingkst kepandaian dalam memahami emosi oranglain dan mengatur emosinya sendiri, seperti misalnya mampu memptivasi diri sendiri dan tahan menghadapi rasa frustasi, mengontrol gerak hati dan menunda kegembiraan, mengatur untuk tetapa berpikir,berempati (mampu membayangkan dan merasakan perasaan oranglain) dan berharap. (Goleman,1995)
Pada anak usia ini, kosa kata anak yang berhubungan dengan emosi meningkat secara bertahap, sehingga mereka mengenal lebih banyak variasi ekspresi oranglain. Bersamaan dengan itu anak juga belajar ekspresi emosi dirinya.
 Perkembangan kepribadian
Selain karena faktor keturunan, lingkungan juga mempengaruhi perkembangan kepribadian anak. Anak mempelajari berbagai perilaku sosial dari contoh-contoh yang dilihatnya. Selain itu, pada usia ini anak tidak hanya belajar tingkah laku tang kelihatan jelas, tapi juga dapat mempelajari gagasan, harapan, dan nilai-nilai. Anak dapat mempelajari hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh.

Penting untuk diperhatikan bahwa setiap anak itu unik, mereka tumbuh menurut lajunya masing-masing. Dan tidak semua aspek perkembangan tersebut diatas tumbuh bersamaan atau berurutan sehingga hal yang wajar jika terjadi variasi dalam perkembangan anak. Agar menjadi perhatian para orangtua atau pendidik bahwa kwgiatan dalam mendidik anak usia dini harus direncanakan dengan mempertimbangkan karakteristik anak seperi yang telah disebutkan diatas.

C. Pengertian Daya Pikir dan Daya Cipta

1. Daya pikir
Daya pikir disebut juga sebagai kemampuan kognitif sering diartikan sebagai daya atau kemampuan seorang anak untuk berfikir dan mengamati, melihat hubungan-hubungan, kegiatan yang mengakibatkan seorang anak memperoleh pengetahuan baru yang banyak didukung oleh kemampuannya bertanya.
Berk (1991:207) menerangkan bahwa kemampuan kognitif menunjuk kepada proses dan produk dari dalam akal ;pikiran manusia yang membawanya untuk tahu. Dalam hal ini termasuk semua kegiatan mental manusia yang meliputi: mengingat, menghubungkan, menggolongkan, memberikan symbol, mengkhayal, memecahkan masalah, mencipta dan membayangkan kejadian dan mimpi.

2. Daya Cipta
Daya cipta disebut juga sebagai kreativitas. Banyak definisi tentang daya cipta atau kreativitas yang diajukan oleh para ahli yang satu sama lain memiliki sudut pandang sendiri-sendiri. Namun para ahli sebenarnya telah mengembangkan pengertian kreativitas dalam bentuk pengertian popular dan makna psikologis (Hurlock, 1978).

D. Tujuan dan Fungsi Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta

Daya Pikir
Daya pikir perlu dikembangkan sedini mungkin karena apa yang diperoleh pada suatu periode akan sangat membantu penembangan daya pikir pada periode selanjutnya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997) telah menetapkan tujuan dan fungsi pengembangan daya pikir di TK yakni sebagai berikut:
a. Tujuan
Tujuan pengembangan daya pikir adalah agar anak mampu menghubungkan pengetahuan baru yang diperolehnya. Tujuan tersebut secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kemampuan berpikir logis dan pengetahuan akan ruang dan waktu
2. Anak mampu mengembangkan pengetahuan yang sudah diketahui dengan pengetahuan baru yang diperolehnya
3. Mengembangkan kemampuan memahami sesuatu dengan cara melihat bermacam-macam hubungan antara satu objek dengan objek lain berdasarkan perbedaan dan persamaan
4. Mengembangkan imajinasi melalui bermacam-macam kegiatan
5. Memberi kesempatan untuk mengolah lingkungan dan membangun dunianya secara aktif
6. Agar anak dapat menghargai dan mencintai isi alam sebagai ciptaan Tuhan

b. Fungsi
1. mengenalkan lingkungan sekitar kepada anak, manfaat serta bahayanya
2. melatih agar anak mampu menggunakan panca inderanya untuk mengenal lingkungannya
3. memberi kesempatan pd anak untuk mengamati dan mengolah lingkungan atau dunianya secara aktif sesuai dengan kemampuan anak
4. mengenal konsep bilangan dan benda-benda
5. memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan “bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain”
6. melatih anak berpikir logis

Daya Cipta
Tujuan
1. Mengembangkan imajinasi dan kreatifitas anak
2. Memberi kesempatan pada anak untuk menciptakan sesuatu sesuai dengan kreatifitasnya
3. Anak dapat menghargai hasil karyanya
Fungsi
1. Mengenalkan berbagai hasil karya seni dan kreatifitas pada anak
2. Memberi kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi benda-benda yang ada disekitarnya
3. Melatih anak berpikir kreatif

Kajian Teori - Mengembangkan Daya Pikir & Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun

Mengembangkan Daya Pikir & Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun

KAJIAN TEORI

Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
2. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
3. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

Kajian Teori Piaget untuk anak usia 5 – 6 tahun masuk dalam Periode Praoperasional. Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

Bab I - Mengembangkan Daya Pikir & Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun

Mengembangkan Daya Pikir & Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah


Dijaman modern seperti sekarang ini, ilmu pendidikan mulai berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satunya adalah pendidikan anak usia dini yang memfokuskan anak pada usia 0-8 tahun. Karakeristik anak usia dini berbeda dengan karakteristik anak pada usia diatasnya. Sehingga stimulasi untuk anak usia dini sangat dibutuhkan agar anak tumbuh dan berkembang dengan maksimal.
Mengembangkan Daya Pikir & Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun
Masa usia dini juga sering disebut masa emas. Karena pada masa ini seluruh aspek perkembangan anak berkembang dengan pesat. Antara lain daya pikir dan daya cipta. Keadaan lingkungan keluarga dan sekolah sangat mendukung perkembangan anak.

Ketika anak berusia 5-6 tahun atau sering disebut usia TK, perkembangan daya pikir ditandai dengan hasratnya untuk ingin tahu. Pada usia 5-6 tahun, kemampuan bahasa anak juga sudah berkembang dengan baik, sehingga anak terdorong untuk bertanya. Hal ini memacu perkembangan daya pikirnya.
Pada kenyataannya guru sering risau ketika muridnya banyak ulah dan banyak bertanya. Guru sering mengabaikan pertanyaan yang diajukan murid dan membatasi ruang gerak anak, sehingga anak merasa terbelenggu dan kreativitasnya kurang berkembang.
Seharusnya ketika anak bertanya dan mencoba hal baru, seorang guru maupun orang tua memberikan bimbingan terhadap anak. Karena hal ini merupakan proses anak dalam perkembangan daya pikir dan daya cipta.
Dalam kesempatan ini kami membahas bagaimana cara mengembangkan daya pikir dan daya cipta anak usia 5-6 tahun. Khususnya dilingkungan TK. Untuk selengkapnya akan dibahas dalam bab-bab selanjutnya.


B. Tujuan
1. mengetahui pengertian anak usia dini
2. mengetahui karakteristik anak usia 5-6 tahun
3. mengetahui pengertian daya pikir dan daya cipta
4. mengetahui tujuan dan fungsi pengembangan daya pikir dan daya cipta anak usia 5-6 tahun
5. mengetahui cara mengembangkan daya pikir dan daya cipta anak usia 5-6 tahun dalam pembelajaran di TK